DASAR DAN ASPEK BIOLOGIS




BAB I
PENDAHULUAN

Pengetahuan dan moral adalah sebuah jenjang untuk membentuk manusia bersifat transpormatif, dan sebagai batu loncatan untuk mencapai semua itu kita harus menyadari bahwa kita dilahirkan bagaikan tabung kosong yang tidak bertinta, bersih dan suci, maka dari itu kita harus mengisi kekosongan yang ada pada diri kita.
Media pendidikan adalah jalan utama untuk membuat manusia berpendidikan dan menjadi orang yang intelektual.
Akhir kata, kami (Penulis) menyampaikan banyak terima kasih kepada Iffah Pohan, S.Psi. selaku Dosen dan Pembimbing kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat pada kita semua, terutama bagi diri kami pribadi, dan semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua. Aamiin.





BAB II
PEMBAHASAN

1.        Dasar-Dasar Biologis
Anak dilahirkan tak berdaya tapi mempunyai potensi untuk berubah, karena anak mempunyai beberapa sifat, di antaranya:
-            Anak bersifat lentur.
-            Anak mempunyai otak yang besar dan permukaan sangat luas.
-       Mempunyai pusat syaraf yang berfungsi yang berhubungan dengan perbuatan berfikir, sehingga terjadi penangguhan reaksi dalam menerima perangsang, maka terjadilah belajar.

Dalam hal ini, keharusan mendapatkan pendidikan itu jika di amati lebih jauh, sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan, antara lain:
a.         Aspek Pedagogis
Dalam aspek ini para ahli didik mengandung manusia sebagai animal educandum, makhluk yang memerlukan pendidikan.
Dalam kenyataan ini manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat di didik. Sedangkan binatang, pada umumnya tidak dapat di didik, melainkan hanya dilatih secara dresser, yaitu latihan untuk mengajarkan sesuatu yang sifatnya statis (tidak berubah).
b.        Aspek Sosiologis dan Kultur
Menurut para ahli sosiologi, pada prinsipnya manusia adalah homosocius, yaitu makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar/memiliki gazirah (insting) untuk hidup bermasyarakat.
Sebagai makhluk yang social, manusia harus memiliki rasa tanggung jawab (social responsibility) yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik(interrelasi) dan saling mempengaruhi antara sesama anggota masyarakat dalam kesatuan hidup mereka.
c.         Aspek Tauhid
Aspek tauhid adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia itu adalah makhluk berketuhanan, yang menururt istilah ahli disebut homo divinoles (makhluk percaya adanya tuhan), atau disebut juga dengan homo religious (makhluk yang beragama).
Adapun kemampuan dasar yang menyebabkan manusia menjadi makhluk yang berketuhanan, beragama adalah karena didalam jiwa manusia terdapat instink yang disebut instink religious atau gazirah diniyah (instink percaya pada agama), tanpa melalui itu tidak akan mungkin berkembang secara wajar. Dengan demikian pendidikan keagamaan mutlak diperlukan untuk mengembangkan instink religious gazirah diniyah tersebut.

3.        Aspek-Aspek Biologis
Aspek biologis berkenaan dengan perkembangan dan fungsi otak/susunan syaraf pusat yang dapat menimbulkan gangguan orientasi realitas, seperti hambatan perkembangan pada otak. Gejala yang mungkin timbul adalah dalam belajar, berbicara, ingat dan mungkin muncul prilaku menarik diri atau kekerasan.

a.         Aspek Psikologis
Ini sangat kaitannya dengan kondisi keluarga, terutama pola asuh, pergaulan sehari-hari, sikap penolakan dari lingkungan, prilaku kekerasan yang di alami serta konflik batin.
b.        Aspek Sosial Budaya
Aspek sosial budaya, seperti kemiskinan, konflik sosial budaya, kehidupan yang terisolasi disertai stres yang menumpuk.

Secara khusus kita pun memiliki faktor pencetus yang cukup “perfect” yakni kerusuhan sosial yang pernah terjadi.
Secara goegrafis, daratan Borneo yang kita tempati ini berbatasan langsung dengan negeri jiran yang berkonsekwensi pada masyarakat “Traficking” dan mudahnya distribusi napza. Hal ini cukup efektif untuk membuat seseorang menjadi psikotik (gangguan kejiwaan).
Secara garis besar, untuk direkomendasikan agar kondisi masyarakat menjadi refsentatif untuk terpeliharanya kesehatan jiwa dan teratasinya masalah kekambuhan pasien.
Secara konsep, upaya penanggulangan gangguan kejiwaan yang bersifat holistic, komprehensif, sustainable dan paripurna.
-            Holistic, artinya mencakup biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
-            Komprehensif, artinya upaya kesehatan yang dimulai dari pencegahan.
·         Primer
Yang tertuju pada masyarakat sehat.
·         Sekunder
Yang tertuju pada masyarakat yang mengalami masalah psikososial dan gangguan kejiwaan.
·         Tersier
Yang ditujukan untuk pemulihan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
-            Sustainable, artinya upaya yang berkelanjutan.




BAB III. PENUTUP

1.        Kesimpulan
Dari uraian/pembahasan tentang dasar dan aspek biologis di atas, kesimpulannya adalah manusia perlu di didik, karena secara alami tidak berdaya, sangat diperlukan pendidikan untuk dapat menyelenggarakan dan melanjutkan hidupnya baik secara rohani maupun jasmani. Yang telah disimpulkan menurut hadits riwayat Muslim; bahwa manusia itu untuk dapat menentukan status manusia sebagaimana mestinya harus mendapatkan pendidikan.

2.        Kritik Dan Saran
Kami sebagai hamba yang sifatnya khilaf dan lupa sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang sekiranya terdapat kejanggalan serta kekeliruan didalam makalah ini harap temui kami; penyusun makalah ini, sekian terima kasih.



DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J.P 2008, Kamus lengkap psikologi; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Damayanti, 2010, Hubungan antara pola asuh orang tua dengan control diri remaja awal di sekolah; Skripsi Psikologi: Fip. UPI Bandung – tidak diterbitkan.
Ponyo Agoes, 2007, Psikologi perkembangan; Grasindo.
Gerungan, 2009, Psikologi sosial; Bandung: Refika Aditama.
Gunarsa, 2009, Pola asuh orang tua (online) tersedia di http://library.usu.co.id
DASAR DAN ASPEK BIOLOGIS | Gusti Rohwan | 5

0 comments:

Post a Comment